Langsung ke konten utama

Pengalaman The Precils Naik Emirates

Foto dari http://www.emirates247.com
Hari terakhir kami di Christchurch, New Zealand, Big A sudah tidak sabar ingin segera pulang ke Sydney. Dia penasaran banget ingin mencoba fasilitas ICE (information, communication, entertaintment) Emirates yang tersedia di setiap tempat duduk termasuk di kelas ekonomi.

Ketika merencakan liburan ke Selandia Baru, saya membeli tiket terpisah pergi dan pulangnya. Kami berangkat dari Melbourne ke Queenstown dengan Jetstar yang waktu itu promosi murah banget, hanya A$ 99 per orang sekali jalan dan separuhnya untuk anak-anak. Untuk pulangnya, saya menunggu ada tiket murah dari Queenstown ke Sydney, tapi tidak beruntung. Akhirnya kami putuskan pulang dari Christchurch. Keputusan yang tepat karena asyiknya menjelajah New Zealand adalah dengan road trip. Ada beberapa perusahaan penerbangan yang melayani rute Christchurch - Sydney, yang tarifnya rata-rata lebih murah daripada Queenstown - Sydney. Suatu hari, saya kaget (dan senang) menemukan tarif promosi Emirates di websitenya.

Harga tiket Christchurch - Sydney ini totalnya NZ$629,96 atau rata-rata NZ$157,49 per orang sekali jalan. Saya pikir, kapan lagi bisa naik Emirates dengan harga terjangkau? Lagipula harga segitu lebih murah daripada Jetstar, Virgin, Qantas atau Air New Zealand. Karena ini maskapai reguler, tiket sudah termasuk bagasi (30 kg!), pilih kursi, makan dan hiburan. Saya memesan tiket langsung dari website Emirates yang mudah digunakan ini. Untuk memesan, tidak perlu ribet memasukkan nomor paspor atau keterangan lain karena profil bisa diperbarui kemudian hari. Ketika akan terbang, kami melakukan cek-in online dengan mencetak sendiri boarding pass. Waktu itu, saya minta tolong resepsionis motel kami di Christchurch untuk mencetaknya. Ketika antri untuk cek in di bandara internasional Christchurch, kami mendapat antrian khusus yang jauh lebih pendek karena sudah cek-in online. Pesawat kami ini melayani rute Christchurch - Sydney - Bangkok - Dubai. Mungkin harganya bisa murah karena ada kursi-kursi kosong di leg Christchurch - Sydney ini. Selain dari Christchurch, Emirates juga terbang dari Auckland dengan rute Auckland - Melbourne/Sydney/Brisbane kemudian Dubai. Sayangnya Emirates tidak punya penerbangan langsung dari Indonesia ke Australia atau New Zealand. Yang ingin mencoba Emirates dari Indonesia, bisa transit dulu di Singapore/KL. Ada rute Singapore - Brisbane atau KL/Singapore - Melbourne.

Cek in kami sudah beres dua jam sebelum pesawat boarding. Big A sudah tidak sabar naik pesawat ini dan ribut karena menunggu terlalu lama di bandara. Kami sempatkan menunggu dengan ngopi di kafe, makan buah dan donat, dan akhirnya main-main di ruang tunggu setelah melewati pemeriksaan keamanan. Bandara Christchurch ini cukup nyaman, dengan beberapa pilihan tempat makan, toko-toko suvenir dan toilet yang super bersih. Ada juga fasilitas wifi gratis selama 30 menit. Sebenarnya saya ingin membeli baju-baju dari wool New Zealand yang terkenal, namun apa daya harganya mencekik leher :p Harus cukup puas dengan suvenir kartu pos, magnet dan gantungan kunci.

Di ruang tunggu, Little A tidak serewel kakaknya karena bisa bermain-main dengan koper Trunki-nya. Yang saya senangi dari bandara di New Zealand, kami dipersilahkan boarding lebih awal karena membawa anak-anak kecil. Begitu juga orang hamil atau orang yang sudah tua. Big A yang paling semangat memasuki lorong menuju pesawat yang dihiasi dengan gambar alam New Zealand disertai suara cericit burung bersahutan. Sampai ketemu lagi, New Zealand :)

Formasi tempat duduk di Emirates kelas ekonomi adalah 3 - 4 - 3. Lorong di tengah lumayan sempit untuk jalan, sampai harus miring ketika berpapasan. Ketika pramugari mendorong troli makanan, praktis tidak ada sisa tempat lagi untuk jalan. Tapi toh kami tidak banyak menggunakan lorong itu. Kami memesan tempat duduk di tengah agar bisa duduk berempat, The Precils di tengah. Ruang untuk kaki lumayan lebar daripada Jetstar, atau mungkin karena kami pendek? :D Big A yang sudah menanti-nanti untuk main game dan menonton film sejak browsing tentang Emirates, segera mencoba fasilitas ICE yang ada di depannya. Fasilitas hiburan di Emirates ini memang cukup canggih. Dengan layar touch screen atau remote pribadi, kami bisa memilih untuk menonton film (banyak sekali pilihan, termasuk film baru), mendengarkan musik, membaca berita, berbelanja di toko Emirates, atau mengintip bagaimana pesawat ini lepas landas. Ada dua kamera yang bisa kita akses, kamera di bawah dan di depan pesawat. Seperti biasa, Big A yang lebih tahu cara mengoperasikan ICE ini daripada kami. Beberapa kali dia mengajari Si Ayah yang kesulitan memilih film :)



Sebelum lepas landas, anak-anak diberi mainan berupa boneka tangan berbentuk burung nuri dan macan. Little A mendapat mainan ekstra berupa majalah untuk mewarnai berikut pensil warnanya.
Pesawat berhasil lepas landas dengan mulus, tidak begitu terasa karena ini pesawat besar, Boeing 777. Little A yang kecapekan langsung tidur nyenyak di pesawat, dengan bantal yang disediakan Emirates dan selimut pink kesayangannya. Sepanjang penerbangan, Little A tidur, sehingga dia melewatkan makanan khusus untuk anak-anak yang tampak lebih 'yummy' daripada makanan dewasa :) Saya yang terbiasa naik pesawat budget, sudah lupa rasanya naik pesawat dari maskapai reguler. Jadi saya norak bahagia ketika menerima senampan makanan dengan menu lengkap: kue, camilan, salad, nasi kari dan air putih. Semua makanan di Emirates ini halal, jadi tidak perlu memesan makanan halal secara khusus. Kari ayamnya tidak begitu istimewa, tapi cukup untuk membuat perut kenyang dan melawan pusing akibat perubahan tekanan dan turbulence. Selesai makan, kami masih disuguhi minuman teh atau kopi.






Ketika kami memasuki pesawat, ada satu pramugari Emirates yang menyapa kami, "From Indonesia?" Mungkin tampang kami Indonesia banget ya, hehe. Ternyata dia orang Indonesia juga, tapi sudah lama tinggal di luar negeri. Dia sudah agak lupa bahasa Indonesia dan bertanya pada kami, apa bahasa Indonesianya "chicken" dan "beef" :) Saya senang melihat seragam pramugari Emirates yang khas banget dengan topi mereka yang dihiasi scarf. Pakaian mereka pun sopan, dengan celana panjang atau rok di bawah lutut, sehingga tidak mengganggu pemandangan :)

Secara umum, pengalaman naik Emirates ini menyenangkan. Big A sempat nonton film Smurf, sementara Si Ayah asyik menonton Transformer. Saya sendiri cukup mendengarkan musik dan memakan semua yang dihidangkan di depan saya :p Ketika akan mendarat, saya dan Big A nonton bareng aksi pesawat dari kamera di bawah dan depan pesawat. Dari jauh, kami bisa melihat daratan Sydney yang mulai nampak, sampai akhirnya pesawat mendarat di landasan dan parkir manis di tempatnya. Sydney, we're home!



~ The Emak 

Catatan: 
Kurs dolar bulan Desember 2011
NZD 1 = AUD 0.76
NZD 1 = IDR 7200
AUD 1 = NZD 1.30
AUD 1 = IDR 9150

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . DokterSehat.Com – Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan hal ini sehingga membuat beban kerja dari organ ini semakin meningkat. Padahal, hal ini bisa memicu datangnya penyakit yang berbahaya. Berbagai kebiasaan tidak sehat bagi ginjal Pakar kesehatan menyebut ginjal yang sudah mulai rusak atau terkena penyakit akan tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Hal ini tentu akan membuat berbagai macam racun di dalam tubuh semakin menumpuk dan akhirnya berimbas buruk pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah berbagai kebiasaan tidak sehat yang bisa membahayakan ginjal kita. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam Makanan dengan kandungan garam yang tinggi tak hanya bisa kita temukan di masakan yang dibuat sendiri atau di tempat makan. Dalam realitanya ad...

Road Trip Adelaide - Melbourne

Pemandangan spektakuler di tengah jalan menuju Meningie di Australia Selatan Seribu lima ratus kilometer, sepuluh hari, dua negara bagian, dua pulau, dua belas kota, dua dewasa plus dua precils, satu campervan! Road trip kali, dari Adelaide ke Melbourne lebih panjang dan lama daripada beberapa road trip sebelumnya. Perjalanan ini sekaligus untuk mengucapkan selamat tinggal (semoga hanya sementara) pada Australia, yang sudah menjadi tuan rumah yang baik selama kami tinggal 5,5 tahun di sini. Road trip kami mulai di Adelaide , ibukota negara bagian Australia Selatan. Sebelum melanjutkan menyusuri pantai selatan mainland Australia, kami sempatkan tiga hari menjelajah Kangaroo Island, di sebelah barat daya Adelaide. Pengalaman fantastis kami di Kangaroo Island sudah saya ceritakan di tulisan ini . Baru di hari keempat, kami kembali menyeberang ke mainland dan menyusuri kota-kota kecil di sepanjang garis pantai selatan Australia, melewati Great Ocean Road, dan berakhir di Melbourne . Tota...

A Quick Rocking Experience At Hard Rock Hotel Bali

Cool guitars :) Meskipun 'liburan' kami ke Bali kali ini termasuk sangat singkat, kesan yang kami dapatkan sungguh menyenangkan. Salah satunya karena kami menginap di ' the bestest hotel ever ' versi Little A :) Berawal dari mendapatkan durian runtuh tiket gratis Air Asia untuk Surabaya - Denpasar bulan April ini, saya mulai cari-cari hotel untuk menginap di Bali. Kriterianya yang paling penting adalah family friendly , artinya bisa muat untuk dua dewasa dan dua anak dalam satu kamar, tanpa extra bed atau tanpa sembunyi-sembunyi menyelundupkan anak, hehe. Meskipun hotel di Bali banyak banget, ternyata tidak gampang mencari kamar hotel dengan dua double bed . Biasanya hotel menyediakan satu queen/king bed atau dua single bed . Kapasitas juga terbatas untuk dua dewasa dan satu anak kecil. Kalau anak sudah berusia 11 tahun seperti Big A, sudah tidak nyaman satu ranjang dengan orang tuanya. Jadi meskipun ada promo-promo hotel yang murah jatuhnya tetap mahal karena harus...