Langsung ke konten utama

Tips Packing ke Australia dan New Zealand

Tas keluarga The Precils. Foto oleh Radityo Widiatmojo.
Golden rule of packing: Take half of the clothes you were planning to bring and twice the money.

Aturan yang menurut saya bener banget itu saya baca dari artikel di website National Geographic. Barang bawaan seharusnya tidak membuat perjalanan menjadi merepotkan. Bagi kami, tambahan dua precils sudah cukup menyita perhatian, jangan ditambah dengan acara menyeret koper atau menggendong ransel yang berat. Tapi jangan khawatir, keahlian packing ini akan semakin meningkat seiring jumlah perjalanan yang dilakukan.

Prinsip saya: bawa sesedikit mungkin. Dari foto di atas terlihat 5 tas yang biasa kami bawa kalau bepergian. Anak-anak punya koper mereka sendiri. Ini membuat mereka belajar mengepak dan bertanggung jawab atas barang-barang mereka. Juga memudahkan kalau mereka mencari barang, selalu ada di koper mereka sendiri. Tas saya adalah ransel coklat kecil yang ringan digendong. Saya memilih ransel kecil karena dua tangan saya harus bebas untuk menjaga Little A sambil melakukan satu hal lagi, update status FB, misalnya :) Kadang Little A capek dan terpaksa saya harus menggendong sekaligus menyeret Trunki-nya. Big A sudah bisa mandiri mengurus barang bawaannya sendiri di koper Sammies dari Samsonite (foto koper di tengah). Koper ini mempunyai roda sehingga mudah diseret.

Apa isi ransel kecil saya? Jawabnya adalah barang-barang gawat darurat untuk The Precils. Yang sudah punya anak pasti tahu, banyak pernak-pernik yang harus dibawa kalau jalan-jalan sambil membawa precils. Daftar gawat darurat saya adalah: 1 set baju ganti masing-masing untuk Little A dan Big A, tas kresek untuk menampung muntah (sambil berdoa jangan sampai mereka muntah), satu botol kecil minyak telon, tisu basah dan tisu kering, susu Little A plus tempat minum kesayangannya, air putih dan permen/coklat (hanya dikeluarkan kalau Big A ada tanda-tanda pusing). Selebihnya adalah gadget, dompet dan notes pribadi saya.

Sementara itu, Si Ayah membawa ransel hijau dan koper hitam. Isinya adalah laptop, kamera, segala macam kabel charger, buku bacaan, baju, sepatu dan... rice cooker. Si Ayah juga yang bertanggung jawab terhadap dokumen perjalanan seperti paspor, tiket dan voucher hotel. Biasanya untuk perjalanan sampai dua minggu, kami hanya mengepak baju untuk 3 hari. Dalam perjalanan, kami menyempatkan mencuci baju di laundry koin. 

Agar tidak mati gaya, usahakan membawa baju yang bisa dipadu padankan. Ketika kami liburan ke Tasmania dan New Zealand, saya membawa 1 dress putih dengan corak garis-garis oranye, biru, abu-abu dan kuning, sehingga bisa dipadu-padankan menjadi 4 gaya! Untuk tidur, saya memilih celana yoga (yang tidak pernah dipakai yoga) yang nyaman. Sebenarnya celana seperti ini bisa juga untuk jogging, tapi saya selalu terlambat bangun pagi :) Sepatu, saya cukup bawa dua: sepatu kanvas warna navy blue dan sepatu olahraga yang 'rencananya' untuk jogging :p
Packing baju untuk Si Ayah lebih gampang, 3 atasan dan 3 bawahan sudah pasti menjadi 9 gaya :p Sementara The Precils saya suruh pilih sendiri baju-baju yang akan mereka bawa, yang cukup untuk 3 hari (termasuk dua pasang baju tidur) dan tambahan ekstra 2 stel. Tak lupa kami membawa rain coat (yang cukup bagus dan keren) untuk jaga-jaga kalau hujan.

Berikut adalah pertanyaan yang sering diajukan ke saya melalui email tentang packing, dan jawabannya:

1. Baju apa yang harus dibawa?
Jenis baju yang dibawa ke Australia dan New Zealand harus disesuaikan dengan musim ketika kita berangkat. Aussie dan NZ adalah negara dengan 4 musim, dan karena berada di belahan bumi selatan, musim mereka berkebalikan dengan musim di Amerika dan Eropa. Di Australia dan NZ, musim dingin jatuh pada bulan Juni-Agustus dan musim panasnya dari bulan Desember sampai Februari. Bulan September-November adalah musim semi, dan bulan Maret sampai Mei adalah musim gugur. Ramalan cuaca dan suhu bisa dicek online di Badan Meteorologi Australia dan Met Service New Zealand.

Kalau jalan-jalannya pas musim dingin, jelas perlu jaket atau sweater tebal plus aksesori seperti syal, topi wool dan sarung tangan. Tak kalah penting adalah kaos kaki dan baju dalam thermal. Baju dalam thermal dari bahan polypropylene atau merino ini sangat membantu melindungi tubuh dari angin dingin yang menyusup ke kulit. Atasan baju dalam thermal seperti kaos dalam biasa tapi lengan panjang. Bawahannya seperti legging, dan untuk laki-laki ada istilah khusus yaitu long johns. Kalau sudah memakai thermal underwear, kita tinggal pakai baju biasa lengan panjang dan dilapisi jaket. Untuk the precils, saya membelikan thermal underwear ukuran anak-anak di Kathmandu. Sementara saya dan si ayah cukup membeli dari departemen store yang lebih murah :p Kalau susah mendapatkan thermal underwear di Indonesia, belanja saja di Australia, buka katalog online di Lasoo dan ketikkan kata kunci: thermal underwear. Lasoo akan memberi tahu toko mana yang sedang diskon :)

Traveling ketika musim panas tentu lebih mudah, bawaannya tidak seberat musim dingin. Tambahannya mungkin baju renang. Perlu dicatat bahwa suhu musim panas di New Zealand masih cukup dingin bagi orang Indonesia. Ketika kami jalan-jalan ke New Zealand musim panas tahun lalu, saya tetap membawa cardigan dan jaket untuk Si Ayah dan anak-anak. Suhu musim gugur dan musim semi di Australia pun kadang masih terasa dingin bagi orang Indonesia. Selalu cek suhu dan prakiraan cuaca sebelum berangkat di tautan yang saya tulis tadi.

Tips: bawa sarung bali yang bisa digunakan sebagai alas piknik, sarung, sajadah, selimut ekstra dan sprei cadangan.

2. Seperti apa colokan listrik di Australia?
Perkara ini penting banget: nggak lucu bawa gadget macam-macam kalau nggak bisa nge-charge. Colokan di Australia bentuknya berbeda dengan yang ada di Indonesia, sehingga kita perlu adaptor. Di Australia dan New Zealand, lubang colokannya tiga pipih. Kalau sering bepergian, belilah adaptor internasional yang bisa juga digunakan di negara-negara lain. Saran saya, belilah adaptor ini di Indonesia, di toko alat-alat listrik. Di Sydney, harganya lumayan mahal, sekitar $20.
3. Boleh Nggak Bawa Makanan?
Harga makanan di Australia memang mahal, sekitar 3 sampai 5 kali lipat harga makanan di Indonesia. Membawa makanan dari Indonesia sepertinya ide bagus, untuk menghemat dan tentu saja melawan home sick (kalau bepergiannya lama). Tapi sayangnya peraturan custom Australia lumayan ketat, beberapa barang makanan dilarang masuk ke negara ini. Australia dan New Zealand melarang kita membawa bahan-bahan mentah seperti telur, daging, ayam, ikan, sayuran dan buah-buahan. Australia juga melarang masuk susu (kecuali susu formula kalau kita membawa balita) dan produk turunan susu seperti krim dan keju. New Zealand memperbolehkan kita membawa susu, tapi melarang madu. Saya pernah menulis tentang barang-barang yang tidak boleh dibawa ke Australia dan New Zealand. Baca aturan custom Australia di sini dan aturan custom New Zealand di sini.

Kalau ingin mulus ketika melewati custom, saran saya jangan membawa makanan yang dilarang seperti abon, ikan teri, rendang dll. Pengalaman saya dulu membawa masuk sambal dan mi instant bisa lolos custom. Tapi kalaupun tidak membawa Indomie, di Australia, terutama di kota-kota besar dijual makanan Indonesia kesayangan kita semua itu. Mi instan ini dijual di supermarket umum seperti Coles dan Woolworth, harganya sekitar 50 sen, tiga kali lipat dari harga di Indonesia. Kalau ingin beli makanan khas Indonesia di Sydney, mampirlah ke supermarket IGA Thaikee di atas paddys market, Sydney. Di sana, ada satu lorong (isle) yang khusus menjual makanan Indonesia seperti sambal, kecap, bumbu instan, kerupuk, agar-agar dll.

Tips: kalau memang ingin membawa makanan ke Australia, sebaiknya dijadikan satu tas tersendiri. ketika melewati custom untuk diperiksa, hanya satu tas tersebut yang perlu dibuka.

Dan, pertanyaan terakhir, the ultimate question from Indonesian traveler:
4. Perlu bawa rice cooker nggak?
Jawabannya tergantung apakah kamu tipe orang yang nggak kenyang kalau nggak makan nasi dan apakah anggaran kamu cukup untuk selalu beli makanan di Aussie dan NZ.
Saya termasuk orang yang tidak harus makan nasi. Roti jenis apapun, jagung dan kentang cukup mengenyangkan bagi saya. Begitu juga anak-anak yang sarapannya cukup senang makan dengan sereal dan susu saja. Sementara Si Ayah, bisa nggak makan nasi, tapi lebih mantap kalau ada nasi. Kami membawa rice cooker ketika liburan ke Melbourne selama lima hari dan Tasmania plus New Zealand selama dua minggu. Alasan sebenarnya adalah untuk menghemat biaya makan. Menu makanan tipikal kami adalah nasi, barbekyu daging, ayam (atau salmon!) dan lalapan mentimun, selada dan tomat. Kami membeli daging yang sudah dibumbui (marinade) di supermarket dan memanggangnya di alat BBQ yang biasanya disediakan di apartemen, motel atau Holiday Park. Ketika menginap di hotel, kami membeli lauk saja dan makan dengan nasi di kamar hotel.

Sebagai gambaran, harga seporsi makanan di restoran kelas menengah di Sydney sekitar $15-25, food court dan kafe sekitar $9-12, happy meal Mc Donald dan KFC meal $5. Harga beras satu kilo $2,50. Sila diputuskan sendiri mau bawa rice cooker atau tidak :)

Piknik di Glenorchy, South Island, NZ beralas sarung Bali. Look, that's our small rice cooker! :p
Baca juga tips packing dari website Dua Ransel: tips mengepak baju dan mencuci baju di wastafel ala Dina dan Ryan.

Yuk, siap berangkat?

~ The Emak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . DokterSehat.Com – Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan hal ini sehingga membuat beban kerja dari organ ini semakin meningkat. Padahal, hal ini bisa memicu datangnya penyakit yang berbahaya. Berbagai kebiasaan tidak sehat bagi ginjal Pakar kesehatan menyebut ginjal yang sudah mulai rusak atau terkena penyakit akan tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Hal ini tentu akan membuat berbagai macam racun di dalam tubuh semakin menumpuk dan akhirnya berimbas buruk pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah berbagai kebiasaan tidak sehat yang bisa membahayakan ginjal kita. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam Makanan dengan kandungan garam yang tinggi tak hanya bisa kita temukan di masakan yang dibuat sendiri atau di tempat makan. Dalam realitanya ad...

Road Trip Adelaide - Melbourne

Pemandangan spektakuler di tengah jalan menuju Meningie di Australia Selatan Seribu lima ratus kilometer, sepuluh hari, dua negara bagian, dua pulau, dua belas kota, dua dewasa plus dua precils, satu campervan! Road trip kali, dari Adelaide ke Melbourne lebih panjang dan lama daripada beberapa road trip sebelumnya. Perjalanan ini sekaligus untuk mengucapkan selamat tinggal (semoga hanya sementara) pada Australia, yang sudah menjadi tuan rumah yang baik selama kami tinggal 5,5 tahun di sini. Road trip kami mulai di Adelaide , ibukota negara bagian Australia Selatan. Sebelum melanjutkan menyusuri pantai selatan mainland Australia, kami sempatkan tiga hari menjelajah Kangaroo Island, di sebelah barat daya Adelaide. Pengalaman fantastis kami di Kangaroo Island sudah saya ceritakan di tulisan ini . Baru di hari keempat, kami kembali menyeberang ke mainland dan menyusuri kota-kota kecil di sepanjang garis pantai selatan Australia, melewati Great Ocean Road, dan berakhir di Melbourne . Tota...

A Quick Rocking Experience At Hard Rock Hotel Bali

Cool guitars :) Meskipun 'liburan' kami ke Bali kali ini termasuk sangat singkat, kesan yang kami dapatkan sungguh menyenangkan. Salah satunya karena kami menginap di ' the bestest hotel ever ' versi Little A :) Berawal dari mendapatkan durian runtuh tiket gratis Air Asia untuk Surabaya - Denpasar bulan April ini, saya mulai cari-cari hotel untuk menginap di Bali. Kriterianya yang paling penting adalah family friendly , artinya bisa muat untuk dua dewasa dan dua anak dalam satu kamar, tanpa extra bed atau tanpa sembunyi-sembunyi menyelundupkan anak, hehe. Meskipun hotel di Bali banyak banget, ternyata tidak gampang mencari kamar hotel dengan dua double bed . Biasanya hotel menyediakan satu queen/king bed atau dua single bed . Kapasitas juga terbatas untuk dua dewasa dan satu anak kecil. Kalau anak sudah berusia 11 tahun seperti Big A, sudah tidak nyaman satu ranjang dengan orang tuanya. Jadi meskipun ada promo-promo hotel yang murah jatuhnya tetap mahal karena harus...