Langsung ke konten utama

LOKAL, Hotel Kecil Nan Cantik di Jogja


Nggak nyesel menginap di hotel Lokal Yogyakarta, mesti tarif hotel bintang tiga ini lebih tinggi dari rata-rata hotel dengan bintang yang sama. Kamarnya nyaman, desainnya keren, makanannya enak dan kami bisa renang-renang cantik seperti punya kolam renang pribadi.

Sudah lama saya pengen nginep di hotel kecil yang trendi ini. Impian baru kesampaian minggu lalu, pas kami ke Jogja menjenguk Ayah Ibu saya. Alhamdulillah saya punya tabungan kredit di Paypal, bisa buat nginep 'gratis'. Sempat bingung juga booking engine mana yang bisa dibayar pakai paypal. Biasanya saya pakai apps HotelQuickly di hp untuk pemesanan mendadak, bisa dibayar pakai paypal juga. Tapi sayangnya Lokal belum terdaftar di HQ. Padahal bisa dapat diskon 130 ribu kalau pakai kode promo: AKUMA72 :) Agoda katanya juga bisa bayar pakai Paypal, tapi ternyata untuk hotel-hotel tertentu saja. Akhirnya saya pesan lewat website Hotel Travel

Free minibar!
view kolam renang dari balkon
Tarif per malam untuk kamar suite (loft room) adalah USD 68,93 atau setara IDR 950.000, termasuk pajak 21%. Cukup mahal untuk ukuran hotel bintang tiga. Tapi saya sudah terlanjur penasaran sama loft room mereka, hehe. Daripada kredit paypalnya nganggur. Kalau mau lebih ngirit, bisa pesan kamar biasa (double atau twin) seharga Rp 580 ribuan. Harga yang saya bayarkan sudah termasuk sarapan pagi untuk berdua, welcome drinks dan minibar gratis!

Lokasi hotel Lokal agak tersembunyi, di daerah Gejayan, dekat dengan jembatan merah. Tempat ini juga agak jauh dari Malioboro atau Tugu. Tapi Jogja sih itungannya ke mana-mana dekat, bisa pesan taksi ber-argo via resepsionis. Keuntungan lokasi yang nylempit, suasananya relatif tenang, nggak dengar keramaian lalu lintas di tepi jalan besar. Pagi hari juga tidak dibangunkan suara TOA :)

Proses cek in cukup cepat. Petugas hotel juga ramah. Saya tinggal menyerahkan voucher dari Hotel Travel. Langsung dapat kunci, password wifi, voucher welcome drink dan voucher untuk sarapan esok harinya. Saya dan anak-anak langsung menuju kamar yang cuma beberapa langkah dari resepsionis mungil. Kamar kami B2, di lantai satu, berbentuk loft dan nyambung dengan balkon di lantai dua.

Seperti biasa kalau nemu hotel yang bagus, kami teriak-teriak kegirangan. Norak-norak bergembira pokoknya. Apalagi waktu itu kami diantar sama Tante Dila cs, dobel ramainya. Setelah inspeksi amenities dan foto-foto sebelum kamar berantakan, saya ngecek logistik. Di atas meja tersedia dua botol air mineral, kopi, teh, gula, krimer. Yang ini pasti gratis, standar lah. Di kulkas ada beberapa minuman dan camilan. Saya cari-cari daftar harganya kok nggak ada. Mosok gratis? Saya ingat di voucher hotel tertulis free minibar. Tapi saya belum percaya soalnya nggak biasanya ada minibar gratis. Akhirnya saya telpon resepsionis untuk memastikan. Dan memang gratis, yay! Adik saya langsung nyomot silverqueen. Hadeh, kayak dapat apa aja.


Welcome drink disajikan di restoran, yang terletak di depan hotel, berbatasan dengan jalan kampung. Kami dapat dua jus semangka yang seger banget. Kami nggak makan malam di resto karena sudah keluar makan di Pizza Panties dekat hotel, daerah Gejayan juga.

Interior restorannya trendi banget. Suasananya juga cozy. Pelayannya ramah. Kami sarapan pagi-pagi biar nggak terlalu ramai. Eh ternyata baru kami yang nyampai di resto. Menu sarapannya kami bisa milih, menu lokal atau western. Selain itu, kami bebas makan roti panggang, sereal, buah potong dan boleh minum teh, kopi, susu, jus buah, air mineral sepuasnya. 

Seperti biasa, Big A memilih sarapan ala bule, dengan omelet dan hash brown. Little A juga berlidah bule, maunya roti panggang dan selai. Tinggal Emaknya yang pilih sarapan lokal, pesan nasi goreng. Tapi karena Emak mewajibkan diri mengecek semua rasa bubur ayam ala hotel, akhirnya pesan bubur ayam juga, hahaha. Kami lama banget nongkrong di resto ini sambil ngobrol-ngobrol tentang... kehidupan! Cuma ada dua keluarga lain yang akhirnya sarapan di resto. Baru kami ingat kalau ini hari Senin!

Tarif hotel sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Untuk anak di bawah usia 5 tahun gratis, sementara anak usia 5-12 tahun bayar Rp 25.000 aja.



Setelah sarapan, kami masih punya waktu sampai jam 12 siang untuk cek out. Jelas kami memilih untuk berenang-renang cantik biar nggak rugi. Kolam renangnya kecil, tapi bisa lah untuk membakar kalori setelah makan buryam. Little A sudah bisa berenang, tapi perlu waktu lama untuk pemanasan, sampai dia nyaman di air. Big A memilih duduk di tepi kolam sambil membaca buku. Hanya kami bertiga yang menggunakan kolam renang waktu itu, serasa punya kolam pribadi.

Kedalaman kolamnya mencapai 160 cm, tapi ada area yang dangkal, bisa untuk main bayi-bayi. Di dekat area dangkal, kedalaman kira-kira 120 cm. Pokoknya saya nggak tenggelam lah, bisa berdiri sambil jaga Little A yang renang wira-wiri.


Selesai renang dan mandi air pancuran hangat, badan cukup segar. Kami mengepak kembali barang-barang kami (cuma dua ransel sih) dan siap-siap pulang dengan kereta kembali ke Surabaya. An overnight stay well spent.

Reading or swimming?
Renang pakai bando? Cuma Little A ;p
Overall, kami puas menginap di sini. Ranjangnya sangat nyaman dan cukup besar (ukuran king) untuk bertiga. Malahan sepertinya masih muat untuk berempat. Spreinya halus dan lembut, desainnya nggak norak :D TV-nya ada dua, di depan kasur dan di living room, di depan sofa. Saluran untuk anak-anak ada, jadi no problemo. Wifinya kenceng, mau minta apa lagi? :p

Yang paling saya suka dari hotel ini adalah desainnya. Lantai di bangunan hotel dan resto diplester biasa, tapi dihiasi dengan tegel warna-warni. Mereka juga memberi perhatian ke hal-hal kecil, misalnya desain rak TV yang ada tempat untuk menaruh remote. Saya sampai jatuh cinta sama mug dan piring yang ada di kamar dan resto. Koleksi mereka seperti piring/gelas seng vintage dengan pinggiran biru, tapi tentu bahannya bukan seng karena terasa berat dan mantap. Meski tidak merokok, saya terkesan sama area merokok mereka yang mungil dan tetap trend. Biasanya resto di hotel lain menempatkan area merokok di luar ruangan, tapi di Lokal, pengunjung yang tidak merokok pun bisa memilih duduk di dalam atau di luar resto tanpa terganggu asap rokok. Mereka membuatkan area merokok di dalam ruangan. Saya suka banget dengan penataan seperti ini, sama-sama nyamannya.

Tentu hotel ini juga punya kekurangan, tapi masalah kecil aja sih. Tidak ada hairdryer dan safety box di kamar. Sofa di ruang tamu juga nggak ada bantal-bantalnya. Trus pasta gigi yang diberikan dikit banget, kami pencet-pencet nggak ada yang keluar, hahaha. Udah itu aja sih.

Oh, ya, satu lagi, kamar suite kurang cocok untuk anak-anak kecil, antara usia 2-5 tahun. Mereka nanti terlalu excited untuk naik turun tangga yang lumayan curam. Yang punya anak kecil mending milih kamar biasa aja. Tetep lucu kok desainnya :) Saking senengnya sama hotel ini, Little A sempat bilang, "This hotel should be 4-star, not 3-star."


~ The Emak


Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . DokterSehat.Com – Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan hal ini sehingga membuat beban kerja dari organ ini semakin meningkat. Padahal, hal ini bisa memicu datangnya penyakit yang berbahaya. Berbagai kebiasaan tidak sehat bagi ginjal Pakar kesehatan menyebut ginjal yang sudah mulai rusak atau terkena penyakit akan tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Hal ini tentu akan membuat berbagai macam racun di dalam tubuh semakin menumpuk dan akhirnya berimbas buruk pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah berbagai kebiasaan tidak sehat yang bisa membahayakan ginjal kita. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam Makanan dengan kandungan garam yang tinggi tak hanya bisa kita temukan di masakan yang dibuat sendiri atau di tempat makan. Dalam realitanya ad...

Road Trip Adelaide - Melbourne

Pemandangan spektakuler di tengah jalan menuju Meningie di Australia Selatan Seribu lima ratus kilometer, sepuluh hari, dua negara bagian, dua pulau, dua belas kota, dua dewasa plus dua precils, satu campervan! Road trip kali, dari Adelaide ke Melbourne lebih panjang dan lama daripada beberapa road trip sebelumnya. Perjalanan ini sekaligus untuk mengucapkan selamat tinggal (semoga hanya sementara) pada Australia, yang sudah menjadi tuan rumah yang baik selama kami tinggal 5,5 tahun di sini. Road trip kami mulai di Adelaide , ibukota negara bagian Australia Selatan. Sebelum melanjutkan menyusuri pantai selatan mainland Australia, kami sempatkan tiga hari menjelajah Kangaroo Island, di sebelah barat daya Adelaide. Pengalaman fantastis kami di Kangaroo Island sudah saya ceritakan di tulisan ini . Baru di hari keempat, kami kembali menyeberang ke mainland dan menyusuri kota-kota kecil di sepanjang garis pantai selatan Australia, melewati Great Ocean Road, dan berakhir di Melbourne . Tota...

A Quick Rocking Experience At Hard Rock Hotel Bali

Cool guitars :) Meskipun 'liburan' kami ke Bali kali ini termasuk sangat singkat, kesan yang kami dapatkan sungguh menyenangkan. Salah satunya karena kami menginap di ' the bestest hotel ever ' versi Little A :) Berawal dari mendapatkan durian runtuh tiket gratis Air Asia untuk Surabaya - Denpasar bulan April ini, saya mulai cari-cari hotel untuk menginap di Bali. Kriterianya yang paling penting adalah family friendly , artinya bisa muat untuk dua dewasa dan dua anak dalam satu kamar, tanpa extra bed atau tanpa sembunyi-sembunyi menyelundupkan anak, hehe. Meskipun hotel di Bali banyak banget, ternyata tidak gampang mencari kamar hotel dengan dua double bed . Biasanya hotel menyediakan satu queen/king bed atau dua single bed . Kapasitas juga terbatas untuk dua dewasa dan satu anak kecil. Kalau anak sudah berusia 11 tahun seperti Big A, sudah tidak nyaman satu ranjang dengan orang tuanya. Jadi meskipun ada promo-promo hotel yang murah jatuhnya tetap mahal karena harus...