Langsung ke konten utama

7 Masalah Kesehatan di Indonesia dan Solusinya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

masalah-kesehatan-di-indonesia-doktersehat

DokterSehat.Com – Kendati memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, hal ini tidak serta merta menjadikan Indonesia Negara yang makmur dan bebas dari sejumlah masalah fundamental suatu Negara. Salah satu dari permasalahan fundamental tersebut adalah masalah kesehatan. Faktanya, Indonesia masih memiliki rapor merah ihwal kesehatan, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Apa saja itu?

Masalah Kesehatan di Indonesia: Ironi Negara Kaya SDA

Negara yang ‘berhasil’ dapat diukur dari sejumlah faktor, seperti kondisi keuangan, infrastruktur, dan yang tak penting, kesejahteraan warganya di seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali kesehatan. Ya, berbicara tentang kesehatan, hal ini sudah selayaknya menjadi perhatian utama dari Pemerintah suatu Negara, termasuk Indonesia.

Sayangnya, masalah kesehatan di Indonesia seakan belum menemukan ‘jalan terang’ penyelesainnya. Sebagai contoh, pada kasus kematian ibu saat melahirkan. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2015 menyebutkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia berada di angka 305 untuk setiap 100 ribu kelahiran.

Kondisi yang jauh berbeda terjadi pada Negara-negara yang tergolong maju. Masih melansir data dari WHO, tercatat rata-rata angka kematian ibu (AKI) di Negara-negara maju berada di angka 12-14 kasus per 100 ribu kelahiran. Bahkan, Negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, dan Jepang hanya mencatatkan rata-rata 6-7 kasus kematian ibu per 100 ribu kelahiran. Fakta yang tidak menyenangkan, bukan?

Masalah Kesehatan di Indonesia dan Solusinya

Lantas, apa saja masalah kesehatan dan solusinya? Simak informasinya berikut ini.

1. Gizi Buruk

Malnutrisi atau gizi buruk adalah salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang sangat umum. Kondisi ini rentan dialami oleh mereka yang masih berusia anak-anak. Gizi yang buruk berakibat pada sejumlah komplikasi kesehatan serius pada anak yang mengalaminya.

Salah satu akibat malnutrisi atau gizi buruk tersebut adalah stunting. Stunting adalah kondisi malnutrisi kronis di mana penderitanya mengalami gangguan pertumbuhan, dalam hal ini, tinggi badan. Ya, seorang anak dikatakan mengidap stunting ketika ia memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan ideal untuk ukuran anak seusianya (merujuk standar baku WHO-MGRS).

Masalahnya, masih banyak masyarakat yang percaya bahwa stunting ini erat kaitannya dengan faktor genetik. Kendati hal tersebut benar, namun para orangtua juga harus paham bahwa stunting juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti:

  • Pola makan yang salah
  • Kurangnya asupan nutrisi yang seimbang
  • Cara mengasuh anak tidak benar
  • Higienitas lingkungan tempat tinggal
  • Finansial

Selain stunting, malnutrisi pada anak bisa menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya seperti busung lapar. Memastikan anak Anda untuk senantiasa terpenuhi kebutuhan nutrisi dan vitaminnya sejak usia dini (bahkan saat masih berada di dalam kandungan) adalah solusi untuk mencegah anak dari kondisi malnutrisi tersebut.

Pasalnya, kondisi malnutrisi tidak hanya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan. Lebih dari itu, masalah kesehatan di Indonesia ini menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat mengancam daya saing bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia.

2. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan selanjutnya yang marak terjadi di Indonesia. Data dari WHO menyebutkan bahwa Indonesia menjadi Negara dengan penderita TBC terbesar kedua di dunia.

Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yakni depkes.go.id, berdasarkan Rakekesnas 2018, jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 759 per 100 ribu penduduk berusia 15 tahun ke atas. Pria menjadi kelompok yang lebih banyak mengidap penyakit ini, sementara wilayah perkotaan menjadi titik TBC terbanyak.

Masih dilansir dari situs yang sama, Pemerintah melalui Kemenkes tengah mencanangkan solusi penanganan TBC ini, yaitu dengan:

  • Peningkatan deteksi melalui pendekatan keluarga
  • Menyelesaikan under-reporting pengobatan TBC melalui penguatan PPM
  • Meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC
  • Perbaikan sistem deteksi MDR TBC
  • Akses terapi MDR TBC
  • Edukasi
  • Peningkatan sensitivitas Dx

3. Kematian Ibu

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kasus kematian ibu saat melahirkan adalah masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan di Bumi Pertiwi.

Indonesia masih dikatakan tertinggal dalam hal angka kematian ibu (AKI), di mana pada tahun 2015 mencapai 305 kasus per 100 ribu kelahiran. Jangankan bersaing dengan Negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Jepang. Dengan Negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia saja, Indonesia masih tertinggal.

Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi Pemerintah, mengingat masalah kesehatan yang satu ini secara tidak langsung berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi Negara.

Untuk diketahui, penyebab kematian ibu saat melahirkan biasanya meliputi:

  • Perdarahan akut
  • Kejang (eklampsia)
  • Aborsi
  • Infeksi kehamilan

4. Kematian Bayi

Kasus kematian bayi, balita, hingga anak-anak usia remaja juga menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang masih terus menyumbang persentase besar.

Kondisi ini tak lepas dari sejumlah faktor. Pada kasus kematian bayi, asupan nutrisi yang kurang selama masih berada di dalam kandungan disinyalir menjadi penyebab utamanya. Sedangkan pada anak balita hingga remaja, faktor-faktor yang menyebabkan kematian umumnya meliputi:

  • Penyakit akibat infeksi (diare, TBC, dan sebagainya)
  • Kecelakaan
  • Gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, kurang olahraga)

Oleh sebab itu, perlu adanya semacam edukasi secara masif kepada seluruh lapisan masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit ini merenggut nyawa.

5. Penyakit Menular

Penyakit menular juga menjadi penyumbang terbesar masalah kesehatan di Indonesia. DBD, malaria, leptospirosis, flu babi, hingga HIV/AIDS adalah contoh penyakit menular yang sudah ‘akrab’ dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Sejumlah langkah pun telah dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi pelbagai masalah kesehatan tersebut. Khusus HIV/AIDS, Pemerintah terus memperbaiki segala elemen yang berkaitan dengan pengobatan penyakit ini, mulai dari tenaga medis, fasilitas kesehatan, tata laksana penanganan, hingga laboratorium.

Selain itu, sebuah sistem bernama Early Warning and Responds System (EWARS) adalah cara lainnya yang dilakukan Negara guna mencegah penyebaran penyakit menular.

6. Penyakit Tidak Menular

Tidak hanya penyakit menular sebagaimana dijelaskan di atas, Indonesia juga menghadapi ‘serangan’ penyakit tidak menular. Sebut saja komplikasi paru-paru dan sistem pernapasan secara keseluruhan, yang mana hal ini berkaitan dengan kualitas udara yang buruk, terutama di daerah perkotaan.

Diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan tak ketinggalan, kanker, adalah penyakit tidak menular lainnya yang sampai saat ini masih terus menghantui rakyat Indonesia.

Edukasi tentang kesehatan secara rutin dan terstruktur adalah solusi untuk menekan peningkatan jumlah penderita penyakit-penyakit tersebut. Masyarakat pun dihimbau untuk selalu waspada dengan cara sebisa mungkin menerapkan pola hidup sehat.

7. Gangguan Jiwa

Dihimpun dari berbagai sumber, Indonesia memiliki kuantitas pengidap gangguan jiwa yang cukup banyak, yakni sekitar 14 juta jiwa. Bahkan, 400 ribu di antaranya disebut mengidap gangguan jiwa parah. Hal ini menjadikan gangguan jiwa menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang memerlukan perhatian khusus guna menekan peningkatan jumlahnya.

Pasalnya, hal ini turut memengaruhi kualitas dan produktivitas masyarakat Indonesia, yang lantas juga berdampak terhadap daya saing bangsa Indonesia di dunia. Kendati demikian, Pemerintah sudah berusaha untuk mengambil langkah sebagai solusi atas masalah ini, seperti diimplementasikannya program Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang melibatkan Puskesmas dan masyarakat.

Nah, itu dia informasi mengenai masalah kesehatan di Indonesia dan solusinya. Negara yang berhasil adalah Negara yang masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan, termasuk sejahtera mental dan fisiknya. Semoga bermanfaat!



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . DokterSehat.Com – Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan hal ini sehingga membuat beban kerja dari organ ini semakin meningkat. Padahal, hal ini bisa memicu datangnya penyakit yang berbahaya. Berbagai kebiasaan tidak sehat bagi ginjal Pakar kesehatan menyebut ginjal yang sudah mulai rusak atau terkena penyakit akan tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Hal ini tentu akan membuat berbagai macam racun di dalam tubuh semakin menumpuk dan akhirnya berimbas buruk pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah berbagai kebiasaan tidak sehat yang bisa membahayakan ginjal kita. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam Makanan dengan kandungan garam yang tinggi tak hanya bisa kita temukan di masakan yang dibuat sendiri atau di tempat makan. Dalam realitanya ad...

Road Trip Adelaide - Melbourne

Pemandangan spektakuler di tengah jalan menuju Meningie di Australia Selatan Seribu lima ratus kilometer, sepuluh hari, dua negara bagian, dua pulau, dua belas kota, dua dewasa plus dua precils, satu campervan! Road trip kali, dari Adelaide ke Melbourne lebih panjang dan lama daripada beberapa road trip sebelumnya. Perjalanan ini sekaligus untuk mengucapkan selamat tinggal (semoga hanya sementara) pada Australia, yang sudah menjadi tuan rumah yang baik selama kami tinggal 5,5 tahun di sini. Road trip kami mulai di Adelaide , ibukota negara bagian Australia Selatan. Sebelum melanjutkan menyusuri pantai selatan mainland Australia, kami sempatkan tiga hari menjelajah Kangaroo Island, di sebelah barat daya Adelaide. Pengalaman fantastis kami di Kangaroo Island sudah saya ceritakan di tulisan ini . Baru di hari keempat, kami kembali menyeberang ke mainland dan menyusuri kota-kota kecil di sepanjang garis pantai selatan Australia, melewati Great Ocean Road, dan berakhir di Melbourne . Tota...

A Quick Rocking Experience At Hard Rock Hotel Bali

Cool guitars :) Meskipun 'liburan' kami ke Bali kali ini termasuk sangat singkat, kesan yang kami dapatkan sungguh menyenangkan. Salah satunya karena kami menginap di ' the bestest hotel ever ' versi Little A :) Berawal dari mendapatkan durian runtuh tiket gratis Air Asia untuk Surabaya - Denpasar bulan April ini, saya mulai cari-cari hotel untuk menginap di Bali. Kriterianya yang paling penting adalah family friendly , artinya bisa muat untuk dua dewasa dan dua anak dalam satu kamar, tanpa extra bed atau tanpa sembunyi-sembunyi menyelundupkan anak, hehe. Meskipun hotel di Bali banyak banget, ternyata tidak gampang mencari kamar hotel dengan dua double bed . Biasanya hotel menyediakan satu queen/king bed atau dua single bed . Kapasitas juga terbatas untuk dua dewasa dan satu anak kecil. Kalau anak sudah berusia 11 tahun seperti Big A, sudah tidak nyaman satu ranjang dengan orang tuanya. Jadi meskipun ada promo-promo hotel yang murah jatuhnya tetap mahal karena harus...